PUFAN PATIN CILANGKAP

PUFAN PATIN CILANGKAP
PUSAT BUDIDAYA DAN JUAL BELI IKAN PATIN DI JAKARTA

Ikan Koi Bagian 2 (Morfologi, Fisiologi, dan Anatomi Koi)

Posted by PUFAN PATIN CILANGKAP Wednesday, March 16, 2016 0 comments

IKAN KOI BAGIAN 2


MORFOLOGI, FISIOLOGI, DAN ANATOMI KOI


Dalam memelihara koi kita harus tau morfologi, fisiologi dan anatominya. Dengan demikian kita bisa memahami perilaku hidupnya yang meliputi pakan(feeding habits) dan per kembangbiakannya (breeding habits).


A. Morfologi Koi


Badan koi terbentuk seperti torpedo dengan perangkat gerak berupa sirip. Sirip-sirip yang melengkapi bentuk morfologi koi adalah sebuah sirip punggung, sepasang sirip dada, sepasang sirip perut, sebuah sirip anus, dan sebuah sirip ekor.

Untuk bisa berfungsi sebagai alat bergerak, sirip ini terdiri atas jari-jari keras, jari-jari lunak, dan selaput sirip. Yang dimaksud dengan jari-jari keras adalah jari-jari sirip yang kaku dan patah jika dibengkokkan. Sebaliknya jari-jari lunak akan lentur dan tidak patah jika dibengkokkan, dan letaknya selalu dibelakang jari-jari keras. Selaput sirip merupakan "sayap" yang memungkinkan koi mempunyai tenaga dorong yang lebih kuat ketika berenang.

Sirip dada dan sirip ekor hanya mempunyai jari-jari lunak. Sirip punggung mempunyai 3 jari-jari keras  dan 20 jari-jari lunak. Sirip perut hanya terdiri dari jari-jari lunak, sebanyak 9 buah. Sirip anus mempunya 3 jari-jari keras dan 5 jari-jari lunak.

Pada sisi badannya, dari pertengahan kepala hingga batang ekor, terdapat gurat sisi (linea lateralis) yang berguna untuk merasakan getaran suara. Garis ini terbentuk dari urat-urat yang ada di sebelah dalam sisik yang membayang hingga ke sebelah luar.

Badan koi tertutup selaput yang terdiri dari dua lapisan. Lapisan pertama terletak diluar, dikenal sebagai lapisan epidermis, sedangkan lapisan dalam disebut endodermis. Epidermis terdiri dari sel-sel getah yang menghasilkan lendir (mucus) pada permukaan badan ikan. Cairan ini melindungi permukaan badan atau menahan parasit yang menyerang koi. Lapisan endodermis terdiri dari serat-serat yang penuh dengan sel. Pangkal sisik dan urat-urat darah terdapat lapisan ini, juga sel warna.

Sel warna ini mempunyai corak yang sangat kompleks yang dengan cara kontraksi memproduksi larutan dengan 4 macam sel warna yang berbeda. Adapun keempat sel yang diproduksinya adalah melanophore (hitam), xanthopore (kuning), erythophore (merah), dan guanophore (putih).

Organ perasa dan sistem syaraf mempunyai hubungan yang erat dengan penyusutan dan penyerapan sel-sel warna. Organ ini sangat reaktif sekalibdengan cahaya. Tempatnya diantara lapisan epidermis dan urat syaraf pada jaringan lemak, yang terletak dibawah sisik.

B. Fisiologi Koi


Koi merupakan hewan yang hidup didaerah beriklim sedang dan hidup pada perairan tawar. Mereka bisa hidup pada temperatur 8 derajat celcius - 30 derajar celcius. Oleh karenanya koi bisa dipelihara diseluruh wilayah indonesia, mulai dari pantai hingga daerah pegunungan. Koi tidak tahan mengalami goncangan suhu drastis. Penurunan suhu hingga 5 derajat celcius dalam tempo yang singkat sudah hisa menyebabkan kelabakan. Jika tubuhnya diselimuti lapisan putih, hingga 7 derajat celcius l, biasanya koi akan beristirahat didasar kolam, statis. Kadang-kadang koi masih bisa bertahan hidup pada suhu 2-3 derajat celcius. Tetapi kebekuan air umumnya akan menyebabkan ajal, kecuali dalam kolam dipasang alat sirkulasi untuk mencegah terjadinya kebekuan.

Koi asli merupakan ikan air tawar, tapi masih bertahan hidup pada air yang agak asin. Sekitar 10 permil kandungan garam dalam air masih bisa untuk hidup koi.

Pakan utama anak koi pertama kali adalah udang-udang renik seperti daphnia. Sejalan dengan pertumbuhan badannya mereka lantas bisa memakan serangga air, jentik-jentik nyamuk, atau lumut-lumut yang menempel pada tanaman. Sebagai hewan yang tergolong omnivora, koi memakan segalanya seperti manusia. Mereka akan memburu sepotong pakan atau mengaduk-aduk lumpur untuk mendapatkan pakan yang dibutuhkan. Karena tidak adanya gigi pada rahang, koi menyantap makanannya dengan gigi taring yang ada dirongga mulutnya.

Jantan koi akan matang kelaminnya ketika umurnya mencapai 2 tahun. Sedangkan betina setahun lebih lambat yaitu ketika berumur 3 tahun. Mereka memijah setahun sekali. Musim kawinnya pada bulan april hingga juni. Berbeda dengan daerah yang mengalami 4 musim, seperti Jepang, dikabarkan koi kawin setahun sekali. Di Indonesia yang terdiri dari 2 musim, koi bisa berpijah sepanjang tahun.

Dikolam pemijahan mereka akan kawin pada jam 16.00 hingga pagi hari. Mereka akan meletakkan telur-telurnya pada akar tanaman atau kakaban. Frekuensi pemijahan dikabarkan sebulan sekali. Pembuahan terjadi diluar tubuh induk betina. Induk betina akan mengeluarkan telurnya ketika dikejar induk jantan, dan secepat itu pula induk jantan akan mengeluarkan sperma diatas telur-telur tersebut. Telur bersifat menempel dan bulan bentuknya. ukuran dan banyaknya telur tergantung dari indukan. Diameter telur berkisar 2,1-2,6 milimeter. Ketika pertama kali keluar, telur berwarna kuning cerah. Namun kemudian menjadi bening. Sekali memijah, seekor betina bisa menghasilkan telur 200.000-400.000 butir.

Suhu air mempengaruhi cepat lambatnya penetasan telur. Semakin tinggi suhunya akan semakin cepat telur menetas. Jika suhu air terlalu dingin biasanya telur tidak menetas, atau karena terlalu lama dikolam telur bisa terserang jamur. Pada suhu sekitar 25 derajat celcius telur akan menetas dalam tempo 48-60 jam, sedangkan pada suhu 30 derajat celcius telur baru akan menetas setelah 4 hari.

Pertumbuhan badan koi tergantung pada suhu air, pakan, dan jenis kelamin. Tidak ada binatang lain yang mempunyai pertumbuhan tidak teratur (seragam) seperti koi. Dalam tempo setengah tahun koi tumbuh sangat cepat. Pertumbuhan  koi, berat dan panjang badannya sejalan dengan umurnya
(Tabel 1)

TABEL 1. BERAT DAN PANJANG KOI BERDASARKAN UMUR KOI


Umur (tahun) Panjang (Cm) Berat (gram)
1 10 -- 20 7,5 -- 75
2 24 -- 30 188 -- 375
3 27 -- 40 563 -- 938
5 45 -- 50 1.125 -- 2.250
10 55 -- 70 2.620 -- 4.875
Umumnya jantan koi tumbuh langsing, sedangkan betina membulat bentuk badannya. Sampai umur 2 tahun jantan tumbuh lebih pesat dibandingkan betina. Namun  setelah itu terjadi sebaliknya, betina tumbuh lebih pesat dari pada pasangannya.

C. Anatomi Koi


Didalam air koi mampu mengenali pakannya dan bahkan mencarinya diantara lumpur dan kotoran, karena koi mempunyai organ pencium yang sangat tajam. Organ pencium ini berupa dua pasang kumis yang menghiasi mulutnya.

Mulut ikan koi lumayan besar dan uniknya dapat disembulkan. letaknya diujung moncong (herminal). Air bersama-sama pakan memasuki rongga mulut. Pakan kecil langsung ditelan, dan air keluar lewat lubang ingsang setelah keping-keping insang menyerap oksigen yang terdapat di air. Pakan masuk kedalam kerongkongan yang sangat lebar tapi pendek. Dari kerongkongan pakan dibawa langsung ke usus yang panjangnya sekitar 5 kali panjang tubuh.

Di dalam tubuh koi terdapat gelembung yang berguna untuk mengatur keseimbangan tubuh didalam air. Di depan sirip anus terdapat lubang anus yang mempunyai berbagai fungsi. Pada lubang anus ini sesungguhnya terdapat juga lubang peranakan yang berhubungan dengan gonade yang menghasilkan sprema pada jantan dan sel telur pada betina. Selain itu juga ada lubang kencing dan lubang kotoran.


Organ Tubuh Koi


sumber : KOI (heru Susanto)

BACA JUGA ARTIKEL INI

TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: Ikan Koi Bagian 2 (Morfologi, Fisiologi, dan Anatomi Koi)
Ditulis oleh PUFAN PATIN CILANGKAP
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke https://www.pufanpatincilangkap.com/2016/03/ikan-koi-bagian-2.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.
Copyright @ JUAL BIBIT IKAN PATIN BERKUALITAS.